Kata Kata Sindiran Bahasa Jawa Halus Tapi Menyakitkan

Posted on

1. Pengenalan

Kata kata sindiran memang sering digunakan sebagai bentuk ekspresi rasa tidak puas atau kekecewaan terhadap seseorang. Namun, jika sindiran tersebut disampaikan dengan bahasa Jawa halus, tentu akan terdengar lebih elegan namun tetap menyakitkan bagi yang mendengarnya.

2. Bahasa Jawa

Bahasa Jawa dikenal memiliki keindahan tersendiri dalam penyampaiannya. Kata kata sindiran dalam bahasa Jawa bisa mengandung makna yang dalam namun terkesan lembut dan halus.

3. Makna Kata Kata Sindiran

Kata kata sindiran dalam bahasa Jawa sering kali digunakan untuk menyampaikan pesan tanpa harus secara langsung menyinggung perasaan orang lain. Sindiran tersebut biasanya mengandung makna yang tersembunyi namun tetap terasa menyakitkan.

4. Contoh Kata Kata Sindiran Bahasa Jawa

Berikut adalah beberapa contoh kata kata sindiran dalam bahasa Jawa yang halus namun menyakitkan:

5. “Paringi Uripmu”

Artinya, “berikanlah hidupmu”. Sindiran ini sering digunakan untuk menyindir seseorang yang sering menyuruh orang lain tanpa mau melakukan sendiri.

6. “Serasa Kupat Dalem”

Artinya, “rasanya seperti kupat dalam”. Sindiran ini digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang terlalu baik di depan namun sebenarnya menyimpan banyak rahasia dan keburukan.

7. “Koyo Siji Dolanan”

Artinya, “seperti satu permainan”. Sindiran ini sering digunakan untuk menyindir seseorang yang suka bermain dengan perasaan orang lain.

8. “Lali Ngalor Ngidul”

Artinya, “lupa ke atas ke bawah”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka lupa daratan dan tidak konsisten dalam melakukan sesuatu.

9. “Mangan Sambel Nanggung Karo Iwak Lanang”

Artinya, “makan sambel nanggung dengan ikan jantan”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka memilih hal-hal yang sulit dan sulit di pahami.

10. “Gedhonge Lakone Tondo”

Artinya, “gedung besar namun isinya kosong”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang tampak kaya namun sebenarnya tidak memiliki apa-apa.

11. “Blimbing Wuluh Nyuwun Ngapuro”

Artinya, “belimbing wuluh meminta ngapura”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka meminta-minta tanpa malu.

12. “Enom-enom Wuluh”

Artinya, “enak-enak wuluh”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka makan enak namun tidak mau membayar.

13. “Lamun Kowe Seng Nyembah Dewa”

Artinya, “jika kau menyembah dewa”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka sombong dan merasa dirinya lebih dari orang lain.

14. “Gedheke Ati, Alon-alon Asale”

Artinya, “besar hati, pelan-pelan asalnya”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka menunjukkan kehebatan namun sebenarnya bodoh.

15. “Wong Tuo Koe Lekas Ngelakoni”

Artinya, “orang tua kau cepat menjalani”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka merasa muda namun tidak bertindak seperti orang dewasa.

16. “Ora Opo-Opo Ngomong Kabeh”

Artinya, “tidak semuanya perlu diucapkan”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka bicara terlalu banyak dan tidak mengetahui batas.

17. “Wis Dudu Kepriben, Ora Mung Gawe Mandheg”

Artinya, “sudah bukan kepribadian, bukan hanya pura-pura”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang pura-pura baik namun sebenarnya tidak.

18. “Nggerihakno Ngalahake”

Artinya, “mengejek untuk menurunkan”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka mencemooh orang lain untuk merasa lebih baik.

19. “Kowe Sing Ngrongok, Aku Sing Lengit”

Artinya, “kau yang mencari, aku yang menghilang”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka mencari kesalahan orang lain namun tidak mau di kritik.

20. “Ninggalake Krama, Nanging Sujudake Krama”

Artinya, “mengabaikan sopan santun, namun meminta dihormati”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang tidak menghargai orang lain namun ingin dihargai.

21. “Ora Paham, Seng Ngrusak”

Artinya, “tidak mengerti, yang merusak”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang tidak mengerti namun suka ikut campur dalam urusan orang lain.

22. “Ketemu Setan ing Pasar, Nanging Wong Tuo Lekas Nyuwun”

Artinya, “bertemu setan di pasar, namun orang tua cepat memaafkan”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka bertindak licik namun tidak dihukum.

23. “Blimbing Wuluh Nyuwun Ngapuro”

Artinya, “belimbing wuluh meminta ngapura”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka meminta-minta tanpa malu.

24. “Ora Mau Ngomong, Nanging Koe Seng Ngomong”

Artinya, “tidak mau bicara, namun kau yang bicara”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka bicara tanpa diundang dan merasa paling benar.

25. “Seng Ro Koe Lekas Ngelakoni, Wong Tuo Koe Lekas Ngelakoni”

Artinya, “yang kau lakukan cepat, orang tua kau lakukan cepat”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka melakukan hal yang tidak baik namun tidak mau di tegur.

26. “Kowe Seng Nyawiji, Aku Sing Nyawiji”

Artinya, “kau yang menjaga, aku yang menjaga”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka merasa paling baik namun sebenarnya tidak.

27. “Ora Paham, Seng Ngrusak”

Artinya, “tidak mengerti, yang merusak”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang tidak mengerti namun suka ikut campur dalam urusan orang lain.

28. “Ketemu Setan ing Pasar, Nanging Wong Tuo Lekas Nyuwun”

Artinya, “bertemu setan di pasar, namun orang tua cepat memaafkan”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka bertindak licik namun tidak dihukum.

29. “Blimbing Wuluh Nyuwun Ngapuro”

Artinya, “belimbing wuluh meminta ngapura”. Sindiran ini digunakan untuk menyindir seseorang yang suka meminta-minta tanpa malu.

30. Kesimpulan

Demikianlah beberapa contoh kata kata sindiran dalam bahasa Jawa yang halus namun menyakitkan. Meskipun terdengar lembut, namun sindiran tersebut tetap mampu membuat orang yang mendengarnya merasa tersinggung. Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan kata kata sindiran agar tidak menyinggung perasaan orang lain.